Header Ads Widget

iklan banner

Ticker

12/recent/ticker-posts

Go Internasional, Kemujan Karimunjawa jadi Pusat Startup Dunia "The Startup Island"

 

Lokasi The Startup Island di Dukuh Telaga, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Jateng|Jepara, bmnzone.com - PT Levels Hotel Indonesia (LHI) direncanakan akan membangun hotel dan apartement untuk dijadikan pusat kegiatan bisnis Startup.


Perlu diketahui Startup adalah perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi. Dengan kata lain, startup artinya perusahaan yang baru masuk atau masih berada pada fase pengembangan atau penelitian untuk terus menemukan pasar maupun mengembangkan produknya. Dari startup inilah nantinya akan tumbuh unicorn seperti yang dijanjikan Presiden Jokowi dalam kampanyenya.


Desa Kemujan yang terletak di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menarik minat investor untuk dijadikan lokasi bagi para pelaku startup menjalankan bisnisnya dengan menawarkan keindahan alam eksotiknya, PT Level Hotel Indonesia (LHI) sebagai investor utama mengembangkan area yang terletak dipinggir pantai Desa kemujan ini, rencananya akan membangun fasilitas bagi para pelaku startup dengan mendirikan apartemen dan hotel diatas lahan seluas 3,5 Ha. untuk dijadikan sebagai tempat tinggal bagi para pelaku Startup sekaligus juga menjalankan bisnisnya.


Foto : Edher Irwantoro (Manager PT LHI) 


Manajer PT LHI, Edher Irwantoro mengatakan bahwa pihaknya akan membangun apartemen dan hotel yang diberi nama TSI (The Startup Island) dalam beberapa tahap rencana pembangunan. Tahap awal direncanakan bangunan akan didirikan diatas lahan seluas 5.000 M2. Rencana pembangunan TSI ini, karena melihat perkembangan inovasi bisnis startup yang kian berkembang pesat menjadikan para pelaku startup di dunia utamanya eropa sangat membutuhkan tempat yang nyaman, dengan tawaran keindahan alam, dan udara yang bersih, suasana tenang jauh dari hiruk pikuk kebisingan metropolitan.


"Kami telah menawarkan bagi para pelaku startup, utamanya yang dari eropa dengan memberikan fasilitas berlibur sambil bekerja menjalankan bisnisnya. Sehingga suasana kerja bagi mereka akan tampak seperti liburan, dengan tempat tinggal menginap yang kami bangun jauh dari kepenatan dan potensi stres karena pekerjaan dengan keindahan alam pantai dan udara yang bersih", kata Edher saat ditanya awak media di lokasi proyek TSI, (16/2/22).


Pria kelahiran Surabaya yang berdomisili di Jepara, Jawa Tengah itu menjelaskan bahwa pihak manajemen berkomitmen pembangunan TSI (The Startup Island) di wilayah Kepulauan Karimunjawa itu bagian dari pengembangan pemberdayaan ekonomi mikro masyarakat lokal, dimulai dari awal pembangunan sampai nantinya TSI beroperasi pihaknya melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Pernyataan ini sekaligus menampik tudingan beberapa pihak yang menuduh bahwa pembangunan TSI oleh PT LHI mengesampingkan peran masyarakat lokal dan tidak membawa kontribusi pemberdayaan ekonomi bagi warga sekitar. 


Edher mencontohkan awal pembangunan LSI oleh PT LHI menggunakan jasa kontruksi lokal, yakni PT ABG Jepara yang sebelumnya banyak tawaran masuk ke pihak manajemen dari kontraktor luar wilayah Jepara, namun pihaknya menolak tawaran tersebut. Pihak manejemen berharap dengan menggunakan jasa kontruksi lokal Jepara akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat Jepara khusunya warga lokal Kemujan.


"Kami tolak beberapa tawaran dari kontraktor luar Jepara, karena kami datang untuk investasi, tujuan kami juga untuk memajukan wilayah Jepara, khususnya warga Kemujan Karimunjawa. Karena kami berharap serapan tenaga kerja untuk pembangunan diambilkan dari warga lokal. Dan terbukti sebanyak 164 warga lokal Kemujan dipekerjakan di pembangunan LSI", ujar Edher.


Sementara itu, Zaenal Mubarak Direktur PT ABG sebagai pihak pengembang pembangunan LSI saat wawancara dengan media menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya mempunyai karyawan yang biasanya dipekerjakan dari Grobogan Purwodadi, namun sebagai bentuk bina lingkungan dirinya hanya menggunakan jasa pekerja dari warga lokal dan tidak menggunakan pekerja luar Desa Kemojan kecuali untuk hal teknis yang membutuhkan keahlian tertentu.


"Saya tidak ingin warga lokal hanya menjadi penonton, maka kami menggunakan seluruh pekerja dari Desa Kemojan, bahkan seluruh material yang kami gunakan juga dari warga, seperti batu belah yang rencananya menggunakan beton dari luar tidak kami gunakan, karena ada potensi batu belah yang dapat dikerjakan oleh warga lokal. Ya, untuk hal teknis tertentu kami menggunakan tim kami. Selain itu, dengan pembangunan tersebut kami berharap kesejahteraan masyarakat lokal akan semakin meningkat",  pungkas Zaenal.

(AF)

Post a Comment

0 Comments