Header Ads Widget

iklan banner

Ticker

12/recent/ticker-posts

Blandrangan, Tradisi Unik Masjid Menara Kudus Tandai Awal Ramadhan

 

Foto Menara Kudus sebagai tempat ditabuhnya bedhug Blandrangan atau Dhandangan

Kudus, Jateng | bmnzone.com - Masyarakat sering menyebut dengan tradisi dhandangan dibanding nama sebenarnya yakni Blandrangan. Tradisi ini sebagai pertanda bahwa awal puasa Ramadhan telah tiba. Tradisi dengan menabuh bedug Blandrangan / Dhandangan, dilakukan diketinggian 18 meter di atas menara Kudus, oleh beberapa petugas untuk menandai masuknya bulan suci Ramadan 1442 H.


Kegiatan ini diselenggarakan oleh pengelola Yayasan Masjid Menara Makam Sunan Kudus (YM3SK), yang terletak di Desa Kauman Kudus Jawa Tengah. Tradisi dengan cara tabuh bedhug sebagai tanda awal masuknya bulan suci Ramadhan 1442 H dilaksanakan pada waktu habis ashar, hari Senin, 12 April 2021.


Terlihat masyarakat Kudus dan sekitarnya sudah berkumpul untuk menyaksikan tradisi menabuh bedug Blandrangan atau yang lebih familier Bedug Dhandangan. Kata Arinal Haq "Penabuh Bedug Tahun ini adalah para penabuh yang sudah senior yang terdiri dari 7 orang ; Arinal Haq, Haidar Ali, Asfal Fuad, dan Amiruddin Hasan, sedangkan penabuh bedug dari Tajuk Bakri, Busyro, dan pembawa dupa kang Karnadi.


Bangunan menara Kudus pada awal mulanya digunakan untuk tempat mengumandangkan adzan, mengumumkan informasi tentang kegiatan keagamaan dan da'wah Sunan Kudus.


Tradisi tabuh bedug Blandrangan/dhandang ini tetap dilakukan di tengah pandemi corona meski tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun tetep mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes).


Drs. KH.Najib Hassan selaku pengurus makan masjid menara Kudus mengatakan "Tradisi menabuh bedug Blandrangan Tahun 2021 kali ini diawali dengan warga sekitar menara Kudus melakukan ziarah kemakam Sunan Kudus kemudian dilanjutkan acara daharan / makan bersama di sebelah selatan Menara Kudus. 


"Tentunya acara ini dengan ketentuan protokol kesehatan yang ketat. Terbukti dengan tidak melibatkan banyak masyarakat luas, cukup hanya warga sekitar menara Kudus saja yang boleh ikut," Imbuhnya.


Tradisi ini bermula saat masyarakat mendatangi masjid Menara Kudus untuk mendengarkan pengumuman dimulainya bulan suci Ramadan.


Antusiasme masyarakat mengikuti pelaksanaan tradisi Blandrangan di pelataran area Masjid Menara Kudus


Asal dinamakan Blandrangan 

Sejarah "Blandrangan/Dhandangan berasal dari suara bedug yang ditabuh, sekaligus menandakan dimulainya bulan suci ramadhan. Oleh masyarakat sekitar Kudus, tradisi tabuhan bedug lebih dikenal dengan nama Dhandangan. "Suaranya Dhang.! Dhang.! Dhang.! Kalo bedug ditabuh ditengah suaranya Khan Dhang.! Kalo ditabuh dipinggir suaranya duk.!duk.! Terdengar diatas menara, hingga akhirnya kemudian dikenal dengan sebutan bedug dhandangan. Namun mulai saat ini kita perlu sampaikan bahwa sejarah dan tradisi Dhandangan dikalangan warga menara Kudus dikenal dengan nama Blandrangan bukan Dhandangan seperti yang banyak dikenal orang," tambah Najib Hassan.


Dahulu pengumuman awal Ramdhan dipimpin langsung oleh Sunan Ja'far Shodiq (Sunan Kudus), karena beliau dipercaya memiliki ilmu Falak yang mumpuni oleh masyarakat Kudus pada saat itu.


Ditempat terpisah kata Denny Nur Hakim juru bicara Yayasan Masjid Menara Makam Sunan Kudus (YM3SK), sejak dulu bedhug Blandrangan minimal ditabuh pada jam 16.30-17.30 WIB atau pada jam 17.00 - 17.35 WIB. Hal ini kita lakukan sesuai dengan apa yang pernah dilakukan atau tradisi sunan Kudus lakukan pada saat itu. 


"Sunan Kudus pada waktu itu membacakan pengumuman awal Ramadhan di pelataran menara Kudus. Sedangkan keluarga, murid, dan warga sekitar mendengarkan Pengumuman tersebut diselatan menara Kudus. Dengan ditandai tabuhan bedug. Tabuhan "Bedug waktu itu dilakukan dua kali". Bedug pertama ditabuh untuk mengumpulkan warga, dan tabuh bedug yang kedua setelah sholat isya' untuk memutuskan sekaligus membuka awal bulan Ramadhan," pungkasnya.

(AF)

Post a Comment

0 Comments