 |
| Noor Syafi saat mengambil pesanan rebana di tempat Pak Khaslan |
Kudus, Jateng | bmnzone.com - Dampak adanya Corona tidak terlalu memberi efek pada pengrajin rebana di desa Getas Pejaten Jati Kudus karena penerapan ekonomi mandiri. (20/3/21).
Sudah satu tahun lamanya virus Corona menyuntik rasa takut manusia seluruh dunia, khususnya di bidang ekonomi yang terdampak atas kehadirannya.
M. Khaslan salah seorang pengrajin rebana di desa Getas Pejaten mengaku, setelah adanya Corona, ekonomi yang ia peroleh tidak begitu turun drastis, pasalnya ia selalu merasa bersyukur atas rizki yang diberikan oleh Tuhan.
"Alhamdulillah untuk rizki saya pasrahkan sama Gusti Allah mas, saya bersyukur diberi berapa saja karena ini semua juga kehendak Allah", ungkapnya.
Ia menambahkan, pemerintah sudah melakukan kebijakan yang tepat dengan tidak menerapkan luckdown di daerahnya, karena jika dibandingkan dengan negara lain seperti Korea, China dan sebagainya yang rata-rata bekerja kepada pemerintah, di daerahnya tidak cocok untuk lukcdown tersebut dikarenakan kebanyakan masyarakat adalah pelaku ekonomi mandiri.
"Pemerintah sudah bijak dengan tidak membuat luckdown seperti di Korea dan China, karena masyarakat mereka rata-rata kerja di pemerintahan, jadi kalau luckdown ya sudah dijamin pemerintah kehidupannya", kata Kaslan.
"Sedangkan masyarakat kita kan pelaku ekonomi mandiri, jadi pemerintah sudah bijak dengan tidak membuat luckdown disini", tambah Kaslan.
Noor Syafi salah satu pelanggan disitu juga mengaku puas atas hasil kerja dari Pak Khaslan tersebut. Menurutnya, hasil rebana yang dihasilkan dari sana pas saat dipukul tangan.
"Alhamdulillah puas mas di pengrajin rebana sini, kalau alatnya dipukul rasanya pas ditangan, jadi suara pukulannya bisa enak", kata Noor.
(AZ)
0 Comments