![]() |
Anggota Bhabinkamtibmas sedang menelusuri rumah warga yang terkena banjir bercampur air limbah |
Kudus, bmnzone.com - Air hitam pekat dengan bau menyengat menggenangi rumah warga sekitar Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, (4/2).
Kondisi memprihatinkan tersebut karena air banjir yang melanda bercampur limbah yang telah menggenangi rumah warga selama beberapa hari ini, diduga merupakan dampak dari aktivitas industri salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia, yakni PT Pura yang keberadaannya di Wilayah Desa Jati Wetan, dan telah beroperasi selama berpuluh - puluh tahun.
Penelusuran bmnzone.com pada salah satu warga yang bernama Rohman (25 th) warga Dukuh Tanggulangin yang tempat tinggalnya terkena genangan banjir bercampur air limbah menuturkan bahwa warga masyarakat sangat khawatir dan takut atas dampak kesehatan yang ditimbulkan dari kondisi tersebut.
"Banjir kali ini sangat mengkhawatirkan bagi warga kami, karena genangan air yang tak kunjung surut selama satu minggu lebih, ditambah air bercampur limbah yang membuat kulit jadi gatal - gatal dan baunya sangat menyengat", tuturnya.
"Kami juga kesulitan untuk sekedar mandi, memasak, dan kebutuhan lainnya, karena sumur warga tidak dapat digunakan akibat tercemar air limbah," terang Rohman.
Saat ditemui awak media, sebagian warga juga ada yang berkelakar bahwa ditengah dinginnya musim hujan warga disuguhi hitamnya air, namun itu bukanlah kopi yang berbau harum dan nikmat untuk minum, tapi luapan air limbah yang kotor berbau busuk menyengat.
![]() |
Anggota DPRD Kudus, Sayid Yunanta (kanan) saat memberikan pernyataan pada awak media |
Kondisi ini langsung mendapat perhatian dari Anggota DPRD Kudus Sayid Yunanta yang merupakan Ketua DPD PKS. Dengan terjun langsung melihat kondisi warga yang terkena musibah banjir air bercampur limbah, dirinya menyimpulkan ada dua hal yang perlu ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, pertama adalah penyelesaian masalah banjir, karena kondisi banjir ini sudah sering terjadi selama bertahun-tahun, butuh perbaikan yang signifikan, diantaranya pompa air yang ada perlu dikaji, sehingga andaikan ada banjir tidak terlalu lama dan ini harus jadi prioritas, karena kalau gak ada banjir, air limbah gak akan masuk kesini, jadi yang utama adalah penyelesaian banjir," tegasnya.
"Masalah yang ke-dua adalah limbah yang mencemari lingkungan, karena kita gak tahu apakah limbah ini ada unsur logam beratnya atau tidak, karena saya tanya ke Dinas PKPLH ternyata disana tidak mempunyai alat pengukur untuk mengukur lebih detail kandungan apa yang ada di air, yang ada pengukur dasar saja," terang Sayid.
(Rep. UK)
0 Comments