![]() |
Dekorasi tempat rencana pelaksanaan Reses DPR RI Komisi VIII yang batal dilakukan |
Kudus, bmnzone.com - Rencana kunjungan reses DPR RI Komisi VIII didampingi oleh Kepala daerah 3 (tiga) kabupaten, yakni Plt. Bupati Kudus, Plh. Bupati Demak, dan Bupati Pati ke Desa Karangrowo yang terkena bencana banjir urung dilaksanakan, (16/2).
Informasi tersebut diberitahukan oleh Staf Dinas Sosial Kabupaten Kudus yang sejak pagi bersiap menyambut kedatangan rombongan tersebut dan dilanjutkan pemberitahuan pembatalan acara kepada Kepala Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Selasa (16/2/21) pukul 2 siang.
Sontak berita tersebut membuat Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto beserta Aparatur desa dan Para relawan kecewa, pasalnya disamping persiapan penyambutan yang sudah matang, menguras waktu dan tenaga, juga ada hal sangat penting menyangkut persoalan banjir yang melanda untuk segera diambil solusinya.
![]() |
Heri Darwanto Kepala Desa Karangrowo Undaan Kudus saat memberikan keterangan pada awak media bmnzone.com |
"Kami sangat kecewa acara ini gagal, karena kami sangat berharap dengan adanya reses DPR RI Komisi VIII bersama Plt. Bupati Kudus, Plh. Bupati Demak, dan Bupati Pati dapat secara langsung melihat kondisi banjir yang seakan tidak ada solusinya, padahal di kepala kami dan masyarakat ingin menyampaikan uneg-uneg solusi agar banjir ini dapat teratasi," kata Heri.
Awalnya Heri, Kepala Desa Karangrowo yang telah menjabat selama 2 kali periode ini merasa senang atas rencana kunjungan ini yang melibatkan para Pemimpin Nasional, pasalnya dibutuhkan peran serta langsung Pemerintah Pusat karena aliran air ini sejatinya memang dibutuhkan kebersamaan komitmen 3 kabupaten untuk normalisasi sungai Wulan, Jeratun Seluna, dan beberapa kali lainnya agar dapat tuntas aliranya dari hulu sampai ke hilir.
"Permasalahan banjir ini kompleks, karena bentuk dataran disekitar desa kami ini cekung seperti mangkok, jadi air kiriman dari Sungai Wulan Grobogan yang melintas ke Demak parkir bermuara kesini, Jeratun Seluna ke arah Juwana Pati juga transit airnya disini, kali kiriman dari Muria yang berjumlah 5 aliran kali masuk kesini, maka tidak heran kalau wilayah sekitar kami menjadi lautan air karena menampung air dari semua penjuru," ujarnya.
Heri menegaskan bahwa banjir yang menggenang ini bukanlah kesalahan dari hujan, maupun air itu sendiri, karena air hanya mengikuti alam dan mempunyai hak untuk mengalir, baginya solusi banjir ini adalah normalisasi secara tuntas sungai yang ada.
"Jangan salahkan airnya, karena air juga punya hak. Air hanya akan mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah itulah hak air. Solusi menurut kami sebagai orang yang merasakan langsung dan hidup di wilayah ini adalah dengan normalisasi sungai secara tuntas tidak sepotong - sepotong, jangan samakan sungai dengan pembangunan jalan yang bisa dibangun sepotong, karena selama 10 tahun lebih tidak pernah diadakan normalisasi sehingga berakibat pendangkalan" tegasnya.
Hal senada dikuatkan oleh Plt. Sekdes Desa Karangrowo, Noor Hadi yang mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan langsung lapangan, adanya perubahan pertemuan aliran kali Jeratun - Seluna yang semula berada di Kabupaten Pati dan pindah ke Kabupaten Kudus mengakibatkan terjadi pengumpulan volume air yang sangat besar di Kabupaten Kudus.
"Disamping normalisasi, perlu juga diperhatikan bahwa pengalihan pertemuan aliran air Kali Jeratun - Seluna dulunya berada di Kabupaten Pati, namun sekarang kali lama tersebut berubah menjadi tanah milik masyarakat, dan pertemuannya berada tepat diperbatasan Kudus - Pati, sehingga dampak air menggumpal tidak bisa cepat tuntas ke Juwana, itupun diperparah dengan tidak adanya normalisasi," pungkasnya.
(Rep. Zaky)
0 Comments